Jumat, 08 Maret 2019

Sistem Ideologi Kapitalisme Di Darah Ekonomi Indonesia

Sistem Ideologi  Kapitalisme



Kamis sore yang mendung sedari pagi yang sudah di guyur gerimis, ketika yang lain menikmati hari libur di peringatan hari raya nyepi 1941. di saat yang sama diri sendiri masih sibuk dengan pekerjaan, yup salah satu web client masih ada error yang harus segera di selesaikan, ya nasib jadi pekerja di industri kreatif.


setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang masih juga belum kelar sambil sedikit santai mungkin ada sedikit terfikir untuk menulis sebuah pemikiran lama yang mungkin masih bisalah untuk di cerna otak kita.

Kali ini akan mengajak sedikit membuka materi tentang bagaimana sebuah ideologi kapitalisme hadir di tengah tengah ekonomi masyarakat indonesia. Bahkan mungkin sudah menjadi darah daging di antara diri kita masing - masing. Apakah itu salah ? memang ideologi kapitalisme itu tidak baik ? atau sebaliknya kapitalisme itu cocok untuk masyarakat Indonesia ?

Menurut Hemat saya Kapitalis adalah suatu sistem ekonomi atau bisnis yang dibuat untuk ngambil keuntungan sebesar-besarnya, dengan modal seminimum mungkin, untuk kepentingan sendiri baik itu individu atau group bisnis tertentu, dan tanpa memperdulikan kerusakan ekosistem bisnis itu sendiri. Kapitalisme adalah paham/gerakan/kultur kapitalis. Memang berkesan ‘miring’, tapi itulah pendapat kebanyakan tentang kapitalis.

Oke sepertinya masih kurang tentang kapitalis, mari kita simak apa kata wikipedia.

Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama, tetapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi.


Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Kapitalisme 

Baik kita masuk ke kelebihan dan kekurangan dari ideologi ini sebelum mengambil sebuah benang merah dan kesimpulan. kali ini kita ambil dari berbagai referensi di internet tentang kelebihan dan kekurangan ideologi kapitalisme.

Sedikit kita mundur ke abad 16 dimana Kapitalisme pertama kali muncul  . Ideologi  kapitalis ini biasanya sangat erat hubungan nya dengan ideologi politik liberal. Hal Ini dikarenakan dalam ideologi nya juga terdapat adanya hak-hak individu yang dijunjung sangat  tinggi sehingga sektor swasta sangat berkuasa dalam perihal ekonomi. Akibat dari penerapan dari ideologi kapitalisme adalah terbaginya masyarakat ke dalam 2 kelas, yaitu kelas borjuis atau (kaum kaya) dan kelas proletar atau (kaum miskin). 


Kelebihan Ideologi Kapitalisme


Maka dari itu, adanya ideologi ini tentu memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri bila dibandingkan dengan ideologi yang lainnya. Selanjutnya kita akan mendalami kelebihan dan kekurangan dari ideologi kapitalisme. Melalui pembahasan ini, kita akan lebih memahami secara lebih baik mengapa ideologi tersebut tidak diterapkan di negara kita. Nah, berikut ini penjelasan atas kelebihan dan kekurangan ideologi kapitalisme:

Tentunya terdapat suatu hal yang dijadikan dasar bagi pemerintahan suatu negara untuk menggunakan salah satu ideologi tertentu. Sama halnya dengan digunakannya ideologi kapitalisme ini. Terdapat kelebihan tertentu yang menjadikannya berguna sebagai ideologi suatu negara. apa saja yang menjadi kelebihan dari ideologi kapitalisme, berikut ini beberapa kelebihan ideologi kapitalisme:

1. Tingginya Tingkat Efisiensi

Mari kita bahas sisi kelebihan dari ideologi kapitalisme ini, pertama tapi bukan yang utama yaitu tingkat efisiensi yang cukup tinggi. Terutama di negara yang menganut paham ideologi tersebut. Artinya efisiensi disini adalah  ketepatan dari penggunaan atau pun pemanfaatan dari sumber daya atau setiap faktor produksi yang ada. Dengan cara meningkatnya efisiensi ini, maka keuntungan yang akan diperoleh dari kegiatan ekonomi pasti akan meningkat.

Lalu bagaimana negara mendapat pendapatan negara? yup caranyanya adalah dengan menerapkan tarif pajak  ke setiap perusahaan swasta yang ada di negara tersebut. Pendapatan negara dari sektor pajak inilah yang akan  dijadikan sebagai salah satu modal agar tercapainya tujuan pembangunan nasional. Tarif pajak itu pun bervariasi, ada yang berupa pajak  modal yang bersifat tetap seperti tanah maupun pajak  tenaga kerja.

2. Tingginya Taraf Kreativitas dan Inovasi

Karena kebebasan pada setiap individu di dalam ideologi kapitalisme ini dijunjung tinggi. menjadi salah satu kelebihan tersendiri dari penerapan ideologi kapitalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan terjaminnya  kebebasan individu ini, maka setiap orang dapat dengan bebas menyampaikan pendapatnya.

Namun kebebasan berpendapat tersebut juga harus tetap sesuai dengan asas  dan etika menyampaikan pendapat di muka umum yang ada di negara tersebut. Nah, karena kebebasan berpendapat inilah, maka setiap ada kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh individu dapat berkembang dengan baik karena tentunya ia didukung oleh lingkungan yang sangat tepat. Seperti yang kita ketahui salah satu indikator dari majunya suatu negara ialah tinggi nya tingkat inovasi dan kreativitas penduduknya.

3. Pesatnya Pertumbuhan Ekonomi

Sepertinya tidak perlu dijelaskan lagi yah kenapa, ya dengan alasan nomer 2 sudah jelas. Penguasaan di sektor swasta atas segala kegiatan ekonomi akan membuat persaingan di pasar semakin tinggi sehingga kegiatan ekonomi akan menjadi sangat bergairah. Hal inilah yang menandakan pesatnya pertumbuhan ekonomi.

4. Sistem Desentralisasi

Di otonomi daerah, kita dapat menemukan adanya istilah asas desentralisasi. Yup  sistem ini sejatinya berasal dari penerapan ideologi kapitalisme.  Yang belum paham  desentralisasi menurut hemat saya adalah  pelimpahan suatu kewenangan dari struktur yang  besar kepada struktur yang lebih kecil.
ya tentu seperti poin nomer satu dengan menggunakan sistem ini, maka kinerja dari setiap struktur  unit produksi akan menjadi lebih efektif dan efisien tentunya.

5. Konsumen Adalah Raja

Terakhir namun bukan akhir kelebihan yang kita bahas ideologi ini ialah pihak konsumen lebih utamakan dan diperhatikan. Diperhatikan oleh siapa ? emang konsumen kurang perhatian ?
Iya perhatian ini tentunya oleh para produsen dan pemerintah itu sendiri. Pemerintah sebagai pelindung rakyat tentunya saja memiliki kewajiban untuk menjamin hak-hak konsumen melalui  peraturan perundang-undangan yang dibuatnya.

Di sisi lain, konsumen begitu penting bagi para pelaku industri mengingat tanpa adanya konsumen atau pelanggan, tentunya rantai ekonomi tidak berjalan sempurna. Maka dari itu, setiap produsen berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen dan menjaga agar konsumen tetap berlangganan pada produsen tersebut.
Baca juga : Pesan Makanan Online hanya via web

Kekurangan Ideologi Kapitalisme


Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang berevolusi. Dahulu sebagian dari kita menyebutnya dengan nama nasionalisme, sebuah paham yang mengubah sistem kerajaan menjadi  satu kesatuan. Sistem ideologi kapitalis pun dimasukkan ke dalam paham itu. Dan dari sistem terpimpin yang dikuasai oleh para penguasa diubah lagi menjadi sistem ideologi demokrasi, di mana kekuasaan berada di tangan rakyat dan untuk rakyat. Dan di sinilah para penguasa mulai merasa takut, maka diselipkanlah lagi sistem ideologi kapitalisme di dalamnya agar rakyat tersebut tetap bisa diatur.

Seperti yang sudah kita ketahui kapitalisme sebagai suatu sistem ekonomi yang mengutamakan setiap sarana produksi, modal, perdagangan, dan lain nya dikuasai oleh sektor swasta. Hal ini dilakukan  agar  sepenuhnya mendapatkan keuntungan besar dalam ekonomi pasar. Sektor swasta akan terus berusaha  untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin tanpa memikirkan dampak lingkungan. Dalam ideologi kapitalisme ekonomi ini, pemerintah sulit untuk mengadakan intervensi terhadap sektor ekonomi.

Tentu ideologi kapitalisme ini juga memiliki kekurangan yang membuatnya tidak digunakan oleh beberapa negara tertentu. Dengan adanya kekurangan ini, tentu kita juga menyadari bahwa ideologi kapitalisme ini bukanlah suatu ideologi yang sempurna mengingat ideologi ini merupakan hasil pemikiran manusia. Berikut merupakan penjelasan dari beberapa kekurangan ideologi kapitalisme:

1. Tidak Ada Persaingan Sempurna
Poin pertama dari kekurangan ideologi kapitalisme ini  adalah dalam ideologi ini tidak  terjadinya pasar persaingan sempurna. Karena pada umumnya terdapat berbagai bidang industri yang berbeda sehingga tidak adanya persaingan di antara industri dengan produk yang sama. Hal ini tentunlah akan menjadikan adanya monopoli pasar di tengah masyarakat. Selain hal itu, tidak akan ada persaingan harga dan konsumen harus menerima begitu saja harga yang ditetapkan oleh sang produsen.

2.  Hanya Berfokus Pada Keuntungan
Seluruh  kegiatan ekonomi di ideologi ini  hanya akan berfokus pada bagaimana caranya untuk terus  mendapatkan keuntungan. Akibatnya, banyak sekali faktor-faktor di luar bisnis yang akan terkena imbas akan hal ini, bail itu faktor lingkungan maupun faktor masyarakat.

Kerusakan lingkungan akibat kegiatan industri yang terjadi sering kali terjadi karna alasan keuntungan sering terhadi. Di sisi lain, ketika ada suatu industri hendak membangun industri baru, terdapat adnya kemungkinan industri tersebut ditolak oleh masyarakat. Namun, karena perkara mengejar keuntungan yang besar tadi, maka pelaku industri akan melakukan berbagai upaya untuk tetap melaksanakan apa kemauannya, dengan cara apapun, iya apapun.

3. Penindasan Terhadap Usaha Kecil
Di dalam ideologi kapitalisme, jika anda pemilik modal besar maka anda merupakan pihak yang akan mendapat keuntungan. kenapa? Karena dengan modal yang besar ini  anda,  dapat menjalankan industri yang sekalanya besar pula. Dengan begitu, industri besar tentu dapat memasarkan produknya secara lebih luas.

Namun kalau anda hanyalah pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Anda akan kesulitan untuk bersaing dengan industri yang besar  tadi, sehingga anda dan  banyak UMKM  lainnya  tidak akan mampu bertahan dalam persaingan tersebut. akibatnya, industri besar akan mengambil alih  UMKM yang ada.

4. Tidak Meratanya Distribusi Kekayaan
Yang kaya akan makin kaya dan yang miskin akan makin miskin pernah dengar istilah itu. Yup di negara dengan paham ideologi ini biasanya kekayaan masyarakatnya tidak merata.

Meski hal ini tentu tidak diinginkan oleh banyak masyarakat, namun apa daya, hal itulah yang terjadi dalam negara yang menganut ideologi ini.

5. Memunculkan Ideologi Sekulerisme
Dalam kenyataan di lapangan, ideologi kapitalisme ini banyak mengesampingkan adanya nilai-nilai agama. Imbas akan hal ini adalah muncul adanya ideologi  sekularisme. Ideologi Sekularisme ini sendiri adalah suatu paham atau dasar berpendapat yang memisahkan antara negara dengan agama.

Yup ini tentu bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila yang dianut oleh negara kita sehingga penerapan dari sistem kapitalisme sejatinya tidak cocok dengan budaya bangsa kita, Indonesia.

namun benarkah demikian ? benarkah negara Indonesia bebes dari sistem kapitalisme ? atau malah sejatinya kita sedang  menerapkan nya dalam setiap sendi kehidupan kita.



BIBIT-BIBIT KAPITALIS DI DARAH KITA

 

Ada sebuah ulasan menarik yang saya dapatkan dari pertanyaan sebelumnya, ini saya temukan di sebuah forum http://juraganforum.com 

saya akan ulas sedikit kutipan nya dan anda dapat baca lebih lengkap di website tersebut


Setidaknya ada 4 hal yang mendasari seseorang melakukan sistem kapitalis:

1. Materialisme; menganggap materi sebagai ukuran status sosial.
2. Keserakahan; tak pernah merasa puas atau cukup terhadap apa yang telah didapat.
3. Kekuasaan; harta sebagai sarana untuk meraih tahta, kekuasaan tak terbatas.
4. Warisan; dorongan untuk mewariskan harta ke penerus.

Saya menemukan beberapa kaum kapitalis super kaya, pola hidupnya biasa-biasa saja. Sedekah dari yayasan yang dikelolanya, tak terhitung besar untuk ukuran kekayaannya, kecuali jika ada pos sedekah yang tak saya ketahui. Terus kemana duitnya? Selain untuk ahli waris, membesarkan usaha (re-invest), atau menyiapkan diri untuk naik ke pucuk kekuasaan (politik).

Bagi saya, benang merah sistem kapitalis bukanlah di tujuan, tapi di proses. Bagaimana proses mereka mengeruk kekayaan. Sah saja kita membesarkan bisnis kita, apalagi untuk tujuan yang mulia, seperti bersedekah, tapi jangan sampai proses kita mencapai tujuan, merusak ekosistem sekitar dan menghalalkan yang haram.
“Tak akan mensucikan, berwudlu dengan air kencing”

  • BUDAYA SUAP
kebijakan pemerintah (legislatif & eksekutif) mempengaruhi bisnis, perubahan kebijakan sedikit saja, akan berakibat rugi triliunan rupiah. Tak heran, para konglomerat, mereka akan melakukan ‘suap’ kepada para aparat dan pejabat untuk membuat atau mempertahankan kebijakan yang pro mereka. baca poin 3 tentang kekurangan ideologi kapitalisme

  • GENCET SANA SINI
Jika uang sudah menjadi tuhan, maka setan menjadi penuntunnya. Tak peduli orang lain rugi, alam rusak, yang penting untung gede. Bencana alam, lebih banyak diakibatkan keserakahan kapitalis yang merusak alam, dibanding karena faktor takdir Allah.


  • SLOGAN YANG MENDORONG MATERIALISME
Saat membantu Sarah Beekmans merumuskan tagline, saya merasa ada yang mengganjal dalam hati. Karena positioning awal, kalung tanduk sapi Sarah Beekmans adalah “Kalungnya Wanita Sosialita”. Apa yang salah? Sama saja kami berkontribusi mendorong kebanggaan terhadap materialisme, “Pakai ini lho, biar kamu kelihatan kelas kaya”. Astaghfirullaah..
Setelah diskusi dengan Sarah, pendiri Sarah Beekmans, berubahlah positioning menjadi, “Kemewahan yang tak lekang waktu, tanpa merusak alam”. Hal itu dirumuskan dalam 1 tagline yang cantik, “Eco Timeless Luxury”. Jangan sampai kita turut mengampanyekan materialisme.

  • BUDAYA PAMER
anda mungkin tau ada bisnis yang selalu  memotivasi pelakunya dengan material. Sering ‘memaksakan’ diri untuk membeli mobil mewah, rumah mewah, kapal keruk, ehh pesiar,tidak perlu saya jabarkan deh tapi kalau mau tau baca dari sumbernya aja.

  • E-COMMERCE KAPITALIS
Yang namanya karbitan, akan mengganggu ekosistem. Perang harga, jor-joran diskon, dan insentif memang asik bagi pembeli. Asik juga bagi produsen, tapi itu sementara, karena tak alami. Pasar menjadi makin sensitif terhadap harga. Konsumen hanya mau beli di marketplace kapitalis, karena harganya mentok gak masuk akal. Pemilik toko lainnya, baik offline ataupun online, yang modal cekak, tak dapat bersaing dengan mereka. Alhasil tutup, korban pun mulai berjatuhan. Brand owner senang aja, yang penting laku, tanpa mengeluarkan biaya promosi.
Babak Kedua Dimulai…
Database perilaku konsumen mulai terbaca. Produk apa saja yang laku di pasaran, siapa saja profil pembeli, tanggal beli, jam beli, frekuensi beli, harga jual, lengkaplah hilir mereka kuasai.
“Lazada diakuisisi Alibaba”, sebagian masih bertanya, “So What Vroh..?”. Alibaba adalah pionir marketplace B2B di dunia, artinya mereka memiliki database produsen-produsen terbaik di China. Itu artinya penguasaan industri hulu.
Jika hilir bertemu hulu, maka “Chinailah Ploduk-Ploduk Indonesia” terjadi. Tinggal tunggu Zalora, adiknya Lazada, dibeli ALIBABA, maka “Chinailah Fashion Indonesia” terjadi. “Matek kon”, kata arek Suroboyo.
Untungnya angka belanja retail online, masih 1% dari total belanja retail Indonesia. Jadi masih ada waktu (yang pendek) untuk membendung kapitalisme di Indonesia.

  • BIAYA SERENDAH-RENDAHNYA
Balik ke Prinsip Ekonomi, doktrin sejak SD yang kita sering dengar dari guru kita, “Prinsip ekonomi adalah usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan pengorbanan yang sekecil mungkin”. Bagus kan? Iya, terus siapa yang akan dikorbankan?
– Upah buruh semurah mungkin.
– Beli ke petani semurah mungkin.
– Bayar ke supplier/kontraktor selama mungkin, sampe kiamat.
– Jika bisa ditekan, kenapa diluangkan?
– Penghematan kesejahteraan karyawan, untuk biaya foya-foya pemilik perusahaan.
– Jika diperlukan, sikut sana sikut sini, oke saja.

Akankah bertemu ‘prinsip ekonomi’ dengan kata ‘dermawan’?
“Bisnis ya bisnis, harus hitungan, beda dengan sedekah”. Teringat sekali, mendengar perkataan itu dari seorang berjenggot panjang, berpeci putih dan berbincang tentang ‘nasionalisme dan syariah’. Kenapa tidak dalam setiap proses bisnis kita, terlibat kasih sayang dan kemurahan hati? Kenapa harus menekan, jika sanggup membayar lebih? Kenapa tidak mengayakan orang lain dalam jalur bisnis kita? Bukankah mereka juga stake holder dan bagian dari ekosistem bisnis kita?
Tak sadar, selama ini prinsip kapitalis itu telah mendarah daging pada diri kita, sehingga kesuksesan kita membutuhkan tumbal orang lain.


Tidak ada komentar:
Write komentar

Interested for our works and services?
Get more of our update !