Hai pembaca blog ini yang gak tau kenapa mau mau nya baca blog gue nih, thanks btw udah mampir kali ini pengin bahas sebuha teori yang cukup menarik. Menurut gue tentunya yaitu the butterfly effect, pertama kali tau tentang teori ini saat nonton game Until Dawn , yup game petualangan horor yang dikembangkan oleh Supermassive Games dan diterbitkan oleh Sony Computer Entertainment untuk PlayStation 4.
Di game Until Dawn, kamu akan memainkan delapan karakter yang memutuskan menghabiskan akhir pekan di rumah terpencil di atas gunung. Tepat setahun sebelumnya kelompok ini juga mengadakan kegiatan yang kurang lebih sama, hanya saja dengan sepuluh orang.
The Butterfly Effect – Hal yang Paling Menarik Sepanjang Game
Ide dasar dari butterfly effect adalah sebuah peristiwa yang benar-benar kecil dapat berimbas kepada sebuah peristiwa yang sangat besar. Contohnya sebuah kepakan kupu-kupu yang mengakibatkan gagalnya sebuah gedung meledak.Di Until Dawn, pilihan yang kamu ambil sangatlah penting, mulai dari apakah kamu akan mengambil smartphone yang sedang berdering, membunuh tupai di hutan, sampai dengan apakah kamu berhasil menemukan secarik kertas atau tidak akan mempunyai imbas yang besar di cerita nantinya.
namun kali ini gue bakal bahas bukan game nya tapi ke teori butterfly effect, yang buat gue sampe cari referensi dari berbagai sumber. Eits sebelum lanjut gue peringatin ini agak berat bagi sebagia orang untuk dibaca.
jadi sebelum lanjut pastikan mental anda siap mental dan fisik, dan jangan lupa kopi dan cemilan, kalau udah kita lanjut.
Efek kupu-kupu (bahasa Inggris: Butterfly effect) adalah istilah dalam "Teori Chaos" (Chaos Theory) yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal" (sensitive dependence on initial conditions), di mana perubahan kecil pada satu tempat dalam suatu sistem non-linear dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian. Istilah ini pertama kali perkenalkan oleh Edward Norton Lorenz ini merujuk pada sebuah pemikiran bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Fenomena ini juga dikenal sebagai sistem yang ketergantungannya sangat peka terhadap kondisi awal. Perubahan yang hanya sedikit pada kondisi awal, dapat mengubah secara drastis kelakuan sistem pada jangka panjang. Jika suatu sistem dimulai dengan kondisi awal misalnya 2, maka hasil akhir dari sistem yang sama akan jauh berbeda jika dimulai dengan 2,000001 di mana 0,000001 sangat kecil sekali dan wajar untuk diabaikan. Dengan kata lain: kesalahan yang sangat kecil akan menyebabkan bencana dikemudian hari. (wikipedia)
Awal Mula Istilah Butterfly Effect
Butterfly Effect dicetuskan pertama kali pada tahun 1962 oleh seorang professor dari MIT, Edward Norton Lorenz. Pada suatu hari Lorenz yang merupakan ahli di bidang meteorologi mencetak hasil perhitungannya di atas sehelai kertas dengan sehelai dengan enam angka di belakang koma (..,506127). Untuk mempercepat hasil pekerjaanya ia membulatkan bilangan itu menjadi (..,506). Saat data angka di plot dalam kurva, ia menemukan hal yang mengejutkan. Kurva yang ia peroleh tidak sama dengan kurva sebelumnya.
Kurva yang sebelumnya berhimpit lambat laun menyimpang dari seharusnya dan malahan membentuk suatu pola indah mirip sayap kupu-kupu. Secara dramatis (dengan pembulatan 0,000127), sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil mampu menghasilkan sebuah angin tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Dari sinilah teori Chaos berasal. Teori Chaos sendiri berarti sebuah sistem matematis yang sangat peka terhadap perubahan awal, atau lebih mudahnya sedikit perubahan awal pada sistem dapat mengubah kondisi keseluruhan sistem tersebut secara dramatis.
Sisi lain dari teori ini juga memiliki filosofi yang dalam, Butterfly Effect ini memiliki arti bahwa perbuatan yang kecil dalam hidup kita bagai kepakan sayap kupu-kupu dimana dapat berarti besar dalam sejarah dunia yang dalam hal ini seperti angin tornado. Setiap hal yang dilakukan manusia di dunia akan berpengaruh besar dalam sejarah dunia walaupun hal itu sering dianggap hal yang remeh seperti mengambil sebuah paku atau kerikil di tengah jalan. Kita sendiri tidak akan tau tahu mengapa kita berada di kondisi yang kita miliki sekarang. Bisa saja seharusnya sekarang kita sudah mati karena kecelakaan jika dulu paku ter tersebut kita biarkan atau bisa saja seharusnya kita sekarang berdiri di depan orang banyak meneriakkan kemenangan kita dalam sebuah olimpiade. Tentu saja peristiwa lalu yang besar maupun kecillah yang menyebabkan semua ini terjadi. Semua kejadian yang terjadi di dunia ini merupakan kombinasi acak dari seluruh perbuatan yang dilakukan manusia. Masing-masing manusia berkontribusi pada sejarah dunia. Jadi, sebenarnya kita hidup dalam dunia yang sangat penuh akan pintu-pintu kemungkinan. Peristiwa sekecil apapun dapat membuka sebuah pintu sejarah dan menutup pintu lainnya. Dan sejarah dunia hanya mencatat satu-persatu pintu-pintu yang dilewatinya.
Studi Teoritis The Butterfly Effect
Pada tahun 1963 Lorenz menerbitkan studi teoritis efek ini dalam artikel terkenal yang berjudul Deterministic Nonperiodic Flow ("Aliran non-periodik yang menentukan"). Berdasarkan artikel itu, kemudian ia mengatakan: "Seorang meteorolog mendapati bahwa jika teori ini benar, maka satu kepakan sayap burung camar laut (seagull) dapat mengubah jalannya cuaca untuk selamanya." Atas anjuran rekan-rekan sejawatnya, dalam kuliah-kuliah dan publikasi selanjutnya, Lorenz menggunakan contoh yang lebih puitis, yaitu memakai kupu-kupu. Menurut Lorenz, suatu kali ia tidak mempunyai judul untuk ceramahnya pada pertemuan ke-139 American Association for the Advancement of Science tahun 1972, Philip Merilees mengusulkan judul "Does the flap of a butterfly’s wings in Brazil set off a tornado in Texas?" ("Apakah kepakan sayap kupu-kupu di Brasil menyulut angin ribut di Texas?"). Meskipun kepakan sayap kupu-kupu tetap konstan dalam konsep ini, lokasi kupu-kupu, dampaknya dan lokasi dari dampak-dampak selanjutnya dapat bervariaasi luas.
Kepakan sayap kupu-kupu secara teori menyebabkan perubahan-perubahan sangat kecil dalam atmosfir bumi yang akhirnya mengubah jalur angin ribut (tornado) atau menunda, mempercepat bahkan mencegah terjadinya tornado di tempat lain. Kepakan sayap ini merujuk kepada perubahan kecil dari kondisi awal suatu sistem, yang mengakibatkan rantaian peristiwa menuju kepada perubahan skala besar (bandingkan: "efek domino" atau domino effect). Jikalau kupu-kupu itu tidak mengepakkan sayapnya, trayektori sistem tersebut akan berbeda jauh.
Perhatikan bahwa kupu-kupu tidak menyebabkan angin ribut atau tornado. Kepakan sayapnya adalah bagian dari kondisi awal; satu himpunan kondisi menghasilkan tornado, sedangkan himpunan kondisi lain tidak. Mungkin saja himpunan kondisi yang tidak melibatkan kepakan sayap kupu-kupu menjadi penyebab angin ribut.
Istilah "butterfly effect" tidak digunakan dalam cerita ini, tetapi asal usul penggunaan kupu-kupu dalam konsep ini adalah dari cerita yang ditulis pada tahun 1952 oleh Ray Bradbury, "A Sound of Thunder" ("Suara guntur").
Contoh Butterfly Effectdi Kehidupan
misalkan seorang operator perusahaan yang menerima panggilan dari pihak luar dengan ramah sehingga berujung pada pembicaraan yang lebih hangat dan kemungkinan peluang bisnis yang lebih langgeng
tambahan kecil seporsi jus buah segar yang membuat para pelanggan mempromosikan secara sukarela “tambahan kecil” itu kepada koleganya yang berujung makin ramainya restoran tersebut
kisah lain yang menarik adalah kisah CEO dan founder Alibaba Jack Ma Dengan Keluarga Ken Morley, dimana dulu keluarga ken pernah membantu biaya kuliah jack ma masa itu sebesar 2 juta rupiah dan 32 tahun kemudian tepatnya 7 februari 2017 jack ma menyumbang 20 miliar kepada Universitas new Castle Australia, sebagai balas budinya kepada ayah angkatnya Ken.
Filosofi ini lah yang menjadi inspirasi kami membentuk Rumah kreative yang dimana walaupun kami berasal dari daerah, dan masih bersekala kecil tapi kami berharap bisa menjadi bagian dari perubahaan yang besar untuk masyarakat.
Tidak ada komentar:
Write komentar